Selasa, 07 Januari 2014

THE NOISY NEIGHBOUR

melihat hubungan RI-AUSTRALIA , saya teringat akan slogan baru klub bola dari liga inggris manchester city "THE NOISY NEIGHBOUR".tapi untuk menetapkan yang mana yang noisy , saya rasa tidak adil bila kita menunjuk aussie karena dengan sengaja melakukan penyadapan. karena disatu sisi di indonesia juga cukup usil, yang usil itu pengamatnya . yang bertolak belakang dengan pemerintah kita , yang sangat berhati-hati  menghadapi aksi tersebut.
yang cukup menggelitik mungkin adalah ketika australia dipaksa untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya , banyak pengamat dan politisi yang hingar bingar mencerca australia. apalagi ketika sang perdana menteri abbot menyatakan tidak akan meminta maaf, duh banyak sekali yang emosi dan naik pitam dan maksa-maksa sby mengambil tindakan tegas. ributnya komentar dimedia massa seolah olah RI ini marah besar terhadap ulah the neighbour kita. tapi yang mengherankan pada saat abbot menyatakan tetap akan memata-matai indonesia kok semua yang noisy tadi pada diam , saya mengira gelombang unjuk rasa akan terjadi dimana-mana . malahan topik berita di televisi seolah - oleh diganti total , hampir tidak ada lagi komentar pedas yang memaksa sby untuk bertindak lebih berani. baru digertak sedikit sudah diam,begitulah mungkin kenyataannya. menanggapi hubungan luar negeri jangan disamakan menanggapi masalah korupsi dalam negeri, siapa saja bisa bicara. tapi kalau sudah menghujat sana menghujat sini , giliran australia mengaku akan terus memata-matai pengamat yang tadinya koar-koar malah tidak mau lagi membahas masalah tersebut.
ada baiknya bila kritikan-kritikan untuk pemerintah sebaiknya yang membangun , dan membuat bangsa kita bersahaja. jangan memanas-manasi keadaan, giliran keadaan panas yang jago koment pada kabur , mungkin pergi cuci tangan.
untuk para pengamat, dan tokoh lainnya, selagi andalah yang disorot kamera dan dapat dilihat dunia berteriaklah pada dunia seperti cara-cara soekarno, dengan lantang dan gagah berani. jangan sekedar usil seperti THE NOISY NEIGHBOUR SAJA. sekali membuat pernyataan pantang untuk ditarik kembali. sekali mengutuk tetap mengutuk. bila tidak berani untuk maju lebih dalam jangan terlalu banyak usil sebelum kita disebut bangsa yang omomgkosong. mari kita jaga harkat dan martabat bangsa ini dengan keberanian yang sesungguhnya .

indonesia tanpa calon presiden di 2014

pemilu sudah dekat , para caleg telah memasang fotonya di mana-mana. ada dipohon , tiang listrik, di perempatan jalan , didepan rumah, dikaca belakang mobil. yang mau jadi presidenpun sudah beberapa yang percaya diri memasang iklan nasionalisme di tivi-tivi swasta. ada juga yang punya stasiun tv sendiri , jadi lebih mudah sosialisasi kemasyarakat. tapi mengapa diantara mereka yang telah percaya diri mencalonkan menjadi presiden lupa memasang foto mereka di hati masyarakat?
mereka sibuk mengucapkan selamat inilah itulah , tidak ada satupun yang berbuat untuk negara. bukan ucapan selamat yang dibutuhkan masyarakat, masyarakat butuh tempat bersandar, bukan janji janji partai yang busuk, dan palsu.
tak heran bila ada golongan masyarakat memanggil-manggil nama jokowi untuk jadi presiden, padahal abang kita yang satu itu baru saja menjabat jadi gubernur. karena apa , masyarakat butuh pemimpin , pengayom , pengatur kehidupan bermasyarakat. bukan yang hobby memperkaya diri.
tapi itu hanya segelintir, masyarakat yang mau pemimpin jujur itu baru seujung kuku. seandainya keinginan masyarakat telah meluap dan bersatu dan mengerucut pada pemimpin jujur, pasti akan mengerucut pada sebuah nama.seperti pada saat SBY terpilih menjadi presiden, suara rakyat bulat dan percaya , menaruh harapan pada sosoknya, tapi apa sekarang? setelah SBY menghianati suara rakyat , rakyat telah hilang percaya, dan tak ingin hidup lagi. bukankah hidup adalah pilihan , dan rakyat saat ini tak punya pilihan . siapakah yang dipercaya jadi pemimpin bangsa ini? tidak ada kesatuan suara untuk itu , bahkan mayoritaspun tak ada.
untuk mencari sang calon , maka itu harus lahir dari hati nurani rakyat , bukan tokoh yang diciptakan pers , karena pers di indonesia masih dipertanyakan obyektifitasnya. dan juga bukan calon-calon yang sudah basi dan sudah membosankan bagi masyarakat. sang calon lahir dari keinginan masyarakat untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, dan itu harus gelombang yang besar. karena bila hanya riak-riak kecil . maka keinginan itu akan disapu dengan enteng oleh politik kotor , manusia-manusia rakus.
tetapi bila keinginan itu masih kurang , tidaklah mengherankan. karena memang masih banyak rakyat indonesia yang masih mendukung rezim korupsi karena mereka juga juga demikian.