Selasa, 07 Januari 2014

indonesia tanpa calon presiden di 2014

pemilu sudah dekat , para caleg telah memasang fotonya di mana-mana. ada dipohon , tiang listrik, di perempatan jalan , didepan rumah, dikaca belakang mobil. yang mau jadi presidenpun sudah beberapa yang percaya diri memasang iklan nasionalisme di tivi-tivi swasta. ada juga yang punya stasiun tv sendiri , jadi lebih mudah sosialisasi kemasyarakat. tapi mengapa diantara mereka yang telah percaya diri mencalonkan menjadi presiden lupa memasang foto mereka di hati masyarakat?
mereka sibuk mengucapkan selamat inilah itulah , tidak ada satupun yang berbuat untuk negara. bukan ucapan selamat yang dibutuhkan masyarakat, masyarakat butuh tempat bersandar, bukan janji janji partai yang busuk, dan palsu.
tak heran bila ada golongan masyarakat memanggil-manggil nama jokowi untuk jadi presiden, padahal abang kita yang satu itu baru saja menjabat jadi gubernur. karena apa , masyarakat butuh pemimpin , pengayom , pengatur kehidupan bermasyarakat. bukan yang hobby memperkaya diri.
tapi itu hanya segelintir, masyarakat yang mau pemimpin jujur itu baru seujung kuku. seandainya keinginan masyarakat telah meluap dan bersatu dan mengerucut pada pemimpin jujur, pasti akan mengerucut pada sebuah nama.seperti pada saat SBY terpilih menjadi presiden, suara rakyat bulat dan percaya , menaruh harapan pada sosoknya, tapi apa sekarang? setelah SBY menghianati suara rakyat , rakyat telah hilang percaya, dan tak ingin hidup lagi. bukankah hidup adalah pilihan , dan rakyat saat ini tak punya pilihan . siapakah yang dipercaya jadi pemimpin bangsa ini? tidak ada kesatuan suara untuk itu , bahkan mayoritaspun tak ada.
untuk mencari sang calon , maka itu harus lahir dari hati nurani rakyat , bukan tokoh yang diciptakan pers , karena pers di indonesia masih dipertanyakan obyektifitasnya. dan juga bukan calon-calon yang sudah basi dan sudah membosankan bagi masyarakat. sang calon lahir dari keinginan masyarakat untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, dan itu harus gelombang yang besar. karena bila hanya riak-riak kecil . maka keinginan itu akan disapu dengan enteng oleh politik kotor , manusia-manusia rakus.
tetapi bila keinginan itu masih kurang , tidaklah mengherankan. karena memang masih banyak rakyat indonesia yang masih mendukung rezim korupsi karena mereka juga juga demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar