Ramai-ramai para wanita
pendamping pejabat korup di hujat , berbagai elemen praktisi hukum maupun
akademisi menunjukkan dasar hukum keterlibatan para isteri tersebut dalam pasal
pencucian uang . berbicara tentang cuci mencuci , memang wanita ahlinya .
karena seperti kata pepatah lama bahwa wanita itu sibuk di dapur , sumur ,dan
kasur . sejak dari dulu wanita itu wajib pandai mencuci , maka tak salah bila
dizaman korupsi seperti saat ini mereka memegang peran , meskipun itu bagian
cuci saja . para wanita yang luarbiasa ini tiba-tiba menjadi public figur .
setiap ganti channel tv , mereka tampil sebagai bintang tamu , dan dengan
penampilan yang sama sekali tidak memilukan . mereka tampil layaknya merasa
tidak bersalah dengan dalih mereka tidak tahu dari mana asal uang , dan harta
benda yang mereka terima . dan meskipun sebagian dari harta itu telah disita
oleh KPK , mereka tidak bisa semata – mata lepas tangan dan merasa suci . apalagi tak ada satupun dari mereka ini
mengaku ditipu atau dibohongi oleh suaminya . jadi sangat mudah menarik benang
merah dari kasus ini , tentu hal ini adalah tugas KPK , untuk lebih jeli dalam
melihat celah agar mereka mendapatkan sanksi yang semestinya .
Dan Tidak mudah untuk menjadi
tukang cuci semacam ini , perlu juga modal besar , bukan Cuma modal dengkul dan
sikat saja , itu terlalu oldfashion . tukang cuci zaman sekarang adalah wanita
yang cantik parasnya ,yang elok lekuk tubuhnya , bila perlu sekolahnya
tinggipula . karena apa ? yang akan disikat dan dicuci tidak main-main adalah hasil korupsi harta
negara , yang saking banyaknya di butuhkan banyak isteri untuk menghabiskannya
. bila isteri masih kurang , sekedar selingkuhanpun jadi. Yang penting bapak
pejabat senang ,harta melimpah dan pundi pundi penyimpanan bertambah banyak .
anehnya lagi , para wanita ini bukannya malu , bahkan mereka terlihat bangga
diwawancarai dari satu stasiun tv ke
stasiun tv yang lainnya . mau di bawa kemana arti emansipasi wanita Indonesia
kalau begini caranya? . layaknya peran wanita Indonesia seperti sudah surut ke
zaman sebelum RA KARTINI , tragis ! .
apakah saking emansipasinya sampai-sampai harus ikut-ikutan terlibat? , lalu
dimana sosok wanita yang katanya lemah lembut , dan penuh kasih ? berganti
menjadi wanita yang bermental materialistic , yang menilai kebahagiaan hanya
dari harta semata !
Percuma megawati menjadi presiden
, percuma krisdayanti menjadi penyanyi tenar , bila para wanita pejuang ini maju untuk mengangkat harkat dan
martabat wanita ,sementara di belakang mereka ada wanita yang bertindak sebaliknya menjadi tukang cuci harta korupsi dan
menikmati harta rampokan para suami-suami koruptor . apa kata dunia ? jangan
sampai wanita Indonesia di cap materialistis,dan bodoh . perilaku semacam ini
hanya akan membawa Indonesia ke masa-masa wanita belum mengenal pendidikan .
buat apa bersekolah tinggi-tinggi bila tidak dipakai membangun diri ,
keluarga , bangsa dan Negara? . jangan kembalikan masa – masa wanita hanya
sekedar perhiasan , karena perhiasan bisa dibeli dengan uang kotor sekalipun! .
Tak perlu menyebut nama-nama
mereka masyarakatpun sudah tahu wanita – wanita yang turut serta menikmati
harta korupsi tersebut . mereka ini hanyalah perlambangan dari ribuan bahkan
jutaan wanita-wanita penimbun harta Negara , harta yang seharusnya dinikmati
anak-anak sekolah yang tak pernah seutuhnya menikmati pendidikan gratis ,
seluruh rakyat miskin yang butuh kesehatan gratis , atau mungkin seharusnya
dipakai untuk memperbaiki jembatan kritis , memudahkan air di NTT ,dan NTB ,atau
sekedar memberikan kehidupan layak bagi rakyat papua . tapi siapa peduli? ,
suami korupsi isteripun ikut senang . mereka ini sangat kompak menari-nari
diatas penderitaan orang lain . ketika dinegara ini kaum wanitanya tidak
sensitive lagi terhadap masalah social masyarakat , maka pertanda kehancuran
Negara telah dekat . ketika para wanita tidak lagi kasihan melihat anak-anak
putus sekolah , menyeberangi jembatan maut , atau bahkan meninggal karena tidak
memiliki kartu tanda tak mampu maka wanita bukan hanya mundur kebelakang masa
RA KARTINI , tetapi mundur ke masa hokum rimba . ketika manusia saling mangsa ,
yang kuat yang berkuasa , dan yang lemah ditindas !
Negara ini sudah sangat rapuh
untuk menghadapi revolusi , ataupun reformasi jilid II . yang di butuhkan
sekarang ini adalah emansipasi wanita dalam memerangi momok menakutkan bangsa
ini yaitu korupsi . bukankah dalam sejarah diciptakannya wanita
adalah untuk menjalin kerja sama dengan kaum pria? . dan tentulah maksud TUHAN
YME adalah kerjasama yang positif tentunya , maka dari itu sudah layaknya para
kaum wanita yang tersesat kembali kejalur emansipasi yang sebenarnya , bukan
kembali kesumur untuk mencuci !