Jumat, 11 April 2014

MENUJU TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK DI INDONESIA

di tulisan sebelumnya "si pelayan yang tak punya hati",telah digambarkan betapa nestapa kehidupan rakyat kecil yang diabaikan hak-haknya oleh para pelayan negara. di berbagai yang telah maju , tata pemerintahan yang baik melahirkan aparatur negara yang baik. sungguh sangat disayangkan bila para PNS  di negeri ini tidak berbuat banyak demi terwujudnya pelayanan prima dalam kelancaran aktifitas masyarakat baik itu administratif maupun teknis.
sangat disayangkan untuk mengurus kartu tanda penduduk repotnya minta ampun, bahkan untuk E-KTP, harus menunggu berbulan-bulan. atau mungkin saya yang kurang sabaran , atau negara kita belum tersentuh teknologi printing dan pindai yang satandard.
namun sesungguhnya, sebagai rakyat biasa dengan kehidupan yang biasa, sayapun mengharapkan yang biasa saja, yang standard saja , yang juga berlaku di negara-negara lain. membangun indonesia tidak mesti langsung luar biasa , sesuaikan saja dengan kemampuan bangsa. misalnya saja di mulai dengan melayani kebutuhan masyarakat seperti memberikan infrastruktur jalan yang baik sampai kepelosok, bukankah pajaknya sampai kepelosok desa? dari pada para sarjana di PU itu santai saja baca koran tolonglah lebih giat lagi memperhatikan infrastruktur bukankah sudah ada SOPnya , di perusahaan swasta kalau karyawan bekerja diluar SOP,siap siap saja digantikan. dana-dana pembangunan daerah tertinggal dikucurkan sejujurmungkin jangan di pangkas, yang tadinya untuk bangun jembatan beton malah jadi jembatan pohon.
begitu juga pelayanan kesehatan dan pendidikan gratisnya, buat bidan perwat dan dokter yang bekerja hanya untuk uang dan bukan mengabdikan diri untuk si sakit, sebaiknya ikut kursus pialang saham saja biar cepat kaya, merwat orang sakit itu bukan cuma butuh pendidikan di bidang itu hati juga harus manusiawi , manusia tentu butuh uang tapi menelantarkan pasien tidak mampu sama saja dengan penghuni ragunan. jangan pernah kehilangan jiwa kemanusiaan karena uang, nyawa tak bisa ditakar dengan uang lihatlah TKW kita diarab saudi, yang bukan dokter di tebus tapi pemerintah dengan dana bermilyar-milyar , itu artinya pemerintah mau melindungi rakyatnya tapi aparatur di bawahnya moralnya bobrok. apalagi pendidikan gratis , apanya yang gratis, bahkan ada banyak guru di luar sana yang menodai profesi mereka dengan menjadi pedagang buku, memaksa siswa beli ini dan beli itu. kasihan dengan guru yang jujur, nama mereka ternoda karena rekan seprofesi yang gila harta.
tentang keamanan, pasukan TNI dan POLRI sangat minim, dengan jumlah yang sedikit itu mau mengawal negara yang beribu-ribu pulau? jadi jangan heran kalau keamanan menjadi PR utama. tidak sedikit tanahkita mulai berkurang karena petugas penjaga perbatasan yang minim. apalagi nasib warga di perbatasan
national treasure, harta kekayaan negara kita ini melimpah ruah, tapi mengapa bukan rakyat yang menikmati? diserahkan kepihak asing untuk dikelola dan bangsa kita menikmati berapa persen?
tugas standard aparatur negara yang paling menyakitkan adalah memperjual belikan hukum, pastilah tidak akan ada keadilan. yang kaya akan menang dan si miskin tetap salah. hukum ada tapi bisa di beli.
yang tidak kalah menarik adalah para duta besar kita di luar negeri, yang umumnya hanya menjalankan tugas secara protokoler, terkesan tak ada inisiatif, hingga dalam beberapa kasus menlu yang harus terjun langsung, jadi di mana pervilege seorang dubes?, yang seperti hanya sebuah sekretariat. contoh kasus saat inggris mengizinkan OPM buka kantor di kota oxford, di mana peranan dubes dalam kasus ini? dan peradilan para TKI di luar negeri yang minim bantuan menjadi hal biasa saja.
apalagi yang memegang pintu terdepan pemasukan terbesar negara, petugas pajak. membahas kebobrokannya nanti bangsa lain menertawakan bangsa  kita ini. padahal bila pajak itu diterima sesuai yang seharusnya, dan dimanfaatkan dengan semestinya betapa indahnya hidup di indonesia.kita bisa bangun HOLLYWOOD kita sendiri, agnes monica tidak usah jauh-jauh keamerika untuk go internasional jual batik jual suara, justru taylor swiftlah yang akan  datang kemari untuk rekaman. tapi apa boleh buat jauh panggang dari api , tanaman yang kita tanam , orang lain yang menikmati buahnya.
sangat disayangkan bila bangsa yang kaya ini di kelola secara tidak profesional, good governance mencerminkan kesiapan suatu bangsa untuk disebut sebagai negara yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar