Kamis, 16 Mei 2013

emansipasi wanita dalam mencuci hasil korupsi




Ramai-ramai para wanita pendamping pejabat korup di hujat , berbagai elemen praktisi hukum maupun akademisi menunjukkan dasar hukum keterlibatan para isteri tersebut dalam pasal pencucian uang . berbicara tentang cuci mencuci , memang wanita ahlinya . karena seperti kata pepatah lama bahwa wanita itu sibuk di dapur , sumur ,dan kasur . sejak dari dulu wanita itu wajib pandai mencuci , maka tak salah bila dizaman korupsi seperti saat ini mereka memegang peran , meskipun itu bagian cuci saja . para wanita yang luarbiasa ini tiba-tiba menjadi public figur . setiap ganti channel tv , mereka tampil sebagai bintang tamu , dan dengan penampilan yang sama sekali tidak memilukan . mereka tampil layaknya merasa tidak bersalah dengan dalih mereka tidak tahu dari mana asal uang , dan harta benda yang mereka terima . dan meskipun sebagian dari harta itu telah disita oleh KPK , mereka tidak bisa semata – mata lepas tangan dan merasa suci .  apalagi tak ada satupun dari mereka ini mengaku ditipu atau dibohongi oleh suaminya . jadi sangat mudah menarik benang merah dari kasus ini , tentu hal ini adalah tugas KPK , untuk lebih jeli dalam melihat celah agar mereka mendapatkan sanksi yang semestinya .
Dan Tidak mudah untuk menjadi tukang cuci semacam ini , perlu juga modal besar , bukan Cuma modal dengkul dan sikat saja , itu terlalu oldfashion . tukang cuci zaman sekarang adalah wanita yang cantik parasnya ,yang elok lekuk tubuhnya , bila perlu sekolahnya tinggipula . karena apa ? yang akan disikat dan dicuci  tidak main-main adalah hasil korupsi harta negara , yang saking banyaknya di butuhkan banyak isteri untuk menghabiskannya . bila isteri masih kurang , sekedar selingkuhanpun jadi. Yang penting bapak pejabat senang ,harta melimpah dan pundi pundi penyimpanan bertambah banyak . anehnya lagi , para wanita ini bukannya malu , bahkan mereka terlihat bangga diwawancarai dari satu stasiun tv  ke stasiun tv yang lainnya . mau di bawa kemana arti emansipasi wanita Indonesia kalau begini caranya? . layaknya peran wanita Indonesia seperti sudah surut ke zaman sebelum  RA KARTINI , tragis ! . apakah saking emansipasinya sampai-sampai harus ikut-ikutan terlibat? , lalu dimana sosok wanita yang katanya lemah lembut , dan penuh kasih ? berganti menjadi wanita yang bermental materialistic , yang menilai kebahagiaan hanya dari harta semata !
Percuma megawati menjadi presiden , percuma krisdayanti menjadi penyanyi tenar , bila para wanita pejuang ini maju untuk mengangkat harkat dan martabat wanita ,sementara di belakang mereka ada  wanita yang bertindak sebaliknya  menjadi tukang cuci harta korupsi dan menikmati harta rampokan para suami-suami koruptor . apa kata dunia ? jangan sampai wanita Indonesia di cap materialistis,dan bodoh . perilaku semacam ini hanya akan membawa Indonesia ke masa-masa wanita belum mengenal pendidikan . buat apa bersekolah tinggi-tinggi bila tidak dipakai membangun diri , keluarga , bangsa dan Negara? . jangan kembalikan masa – masa wanita hanya sekedar perhiasan , karena perhiasan bisa dibeli dengan uang kotor sekalipun! .
Tak perlu menyebut nama-nama mereka masyarakatpun sudah tahu wanita – wanita yang turut serta menikmati harta korupsi tersebut . mereka ini hanyalah perlambangan dari ribuan bahkan jutaan wanita-wanita penimbun harta Negara , harta yang seharusnya dinikmati anak-anak sekolah yang tak pernah seutuhnya menikmati pendidikan gratis , seluruh rakyat miskin yang butuh kesehatan gratis , atau mungkin seharusnya dipakai untuk memperbaiki jembatan kritis , memudahkan air di NTT ,dan NTB ,atau sekedar memberikan kehidupan layak bagi rakyat papua . tapi siapa peduli? , suami korupsi isteripun ikut senang . mereka ini sangat kompak menari-nari diatas penderitaan orang lain . ketika dinegara ini kaum wanitanya tidak sensitive lagi terhadap masalah social masyarakat , maka pertanda kehancuran Negara telah dekat . ketika para wanita tidak lagi kasihan melihat anak-anak putus sekolah , menyeberangi jembatan maut , atau bahkan meninggal karena tidak memiliki kartu tanda tak mampu maka wanita bukan hanya mundur kebelakang masa RA KARTINI , tetapi mundur ke masa hokum rimba . ketika manusia saling mangsa , yang kuat yang berkuasa , dan yang lemah ditindas !
Negara ini sudah sangat rapuh untuk menghadapi revolusi , ataupun reformasi jilid II . yang di butuhkan sekarang ini adalah emansipasi wanita dalam memerangi momok menakutkan bangsa ini yaitu korupsi .  bukankah dalam sejarah diciptakannya wanita adalah untuk menjalin kerja sama dengan kaum pria? . dan tentulah maksud TUHAN YME adalah kerjasama yang positif tentunya , maka dari itu sudah layaknya para kaum wanita yang tersesat kembali kejalur emansipasi yang sebenarnya , bukan kembali kesumur untuk mencuci !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar